Infest Yogyakarta

Infest Gelar Lokakarya Pengelolaan Informasi Buruh Migran

Cover Image for Infest Gelar Lokakarya Pengelolaan Informasi Buruh Migran

Lokakarya Penanganan Informasi Buruh Migran

Yogyakarta — Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) menggelar lokakarya pengelolaan informasi buruh migran (28/03/2011). Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Brongto Yogyakarta diikuti oleh beberapa perwakilan organisasi dalam jaringan PSD-BM, seperti Komunitas Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas, LAKPESDAM-NU Cilacap, I-Work, Infest Yogyakarta, perwakilan Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik Cianjur.

Lokakarya pengelolaan informasi buruh migran diselenggarakan oleh PSD-BM untuk memetakan persoalan dan kebutuhan informasi buruh migran. Peta informasi ini akan digunakan sebagai acuan penyusunan alat belajar, kapanye dan pendidikan buruh migran, baik dalam bentuk buku maupun digital yang akan diproduksi oleh PSD-BM dan jaringan.

Menurut fathulloh (29), koordinator pengelola kegiatan, lokakarya ini merupakan bagian dari upaya PSD-BM untuk melengkapi pelbagai kebutuhan informasi bagi buruh migran atau yang lebih dikenal dengan sebutan tenaga kerja Indonesia (TKI). Selanjutnya,peta informasi ini akan menjadi acuan dalam pengembangan bahan informasi.

“Kami merencanakan akan membuat buku panduan, lembaran acuan dan bahan belajar lain yang menggunakan multimedia. harapnnya, pengawinan media ini dapat memperluas sebaran informasi buruh migran,” tegas Fathulloh.

Budhi Hermanto, fasilitator dalam kegiatan tersebut, dalam sesi kegiatan memulai diskusi dengan pemetaan pengalaman masing-masing organisasi dalam penanganan buruh migran. Peta kinerja dan kapasitas organisasi ini mendukung kebutuhan sesi selanjutnya yang berupaya untuk memetakan kebutuhan informasi buruh migran. Pada sesi kedua, pemetaan kebutuhan informasi TKI berdasarkan kategori sebelum pemberangkatan (pra), penempatan, dan kepulangan dilakukan oleh masing-masing peserta. Setelah keluaran peta dihasilkan, diskusi dilanjutkan dengan fokus pemetaan alat informasi dan sistem kinerja jaringan informasi.

“Pengelolaan informasi TKI tidak dapat dilakukan sendiri oleh satu organisasi, tetapi harus lebih merupakan sistem kinerja yang memungkinkan pertukaran,” tegas Budhi. (Fika Murdiana)I


Related Articles