Infest Yogyakarta

Pesantren Harus Konsisten Berdayakan Masyarakat

Cover Image for Pesantren Harus Konsisten Berdayakan Masyarakat

pesantren

Pesantren merupakan tempat warga memperkuat diri. Pesantren menjadi ruang bagi masyarakat yang terpinggirkan untuk mengadu. Dulu, khasanah ilmu di pesantren kaya dengan wacana kemasyarakatan. Sayang, akhir-akhir ini dunia pesantren mulai bergeser ke politik praktis dan perebutan kekuasaan.

Demikian dikatakan oleh Kiai Moh. Marzuqi dalam acara dialog dengan mahasiswa Jurusan Ilmu Perbandingan Agama (Usuludin) Institut Studi Islam Darussalam-Gontor di Pesantren At-Tauhid Al Islamy, Kapuhan, Sawangan, Magelang (30/4). Marzuqi mencontohkan tindakan Kiai Abdul Aziz, pengasuh Pesantren At-Tauhid Al Islamy, yang membela warga sekitar candi Borobudur yang digusur pada 1986. Saat itu kekuasaan Orde Baru sedang kuat-kuatnya, tapi Kiai Aziz memilih membela warga tergusur dibanding dekat dengan penguasa.

Sosok Kiai Aziz, panggilan akrab Kiai Abdul Aziz, memang tepat dijadikan profil kiai ideal. Selain mengasuh pesantren, Kiai Aziz juga aktif diorganisasi buruh, petani, budaya, dan dialog antar iman. Gaya hidupnya sederhana dan egaliter. Pesantrennya menjadi tempat bagi warga sekitar untuk belajar banyak hal, seperti mengolah kebun, membuat pupuk, dan lainnya.

“Apa yang dilakukan oleh Kiai Aziz sebenarnya hasil dari renungannya atas ajaran Islam yang ia yakini. Ia merasa terpanggil untuk membela warga yang menjadi korban ketidakadilan dan kesewenang-wenangan,” ujarnya.

Marzuqi menyayangkan banyaknya kiai yang sibuk dengan urusan politik kekuasaan dan melupakan warga yang dilayaninya. Kiai yang menaruh perhatian pada dunia pertanian, peternakan, dan perkebunan makin sedikit. Kemandirian kiai hilang akibat banyaknya alokasi anggaran yang disediakan penguasa. Lalu, Kiai berada di menara gading dan tidak peduli dengan masalah-masalah yang dihadapi warganya.

“Tak sedikit kiai yang kehilangan wibawanya. Sekarang saatnya kita menilik ulang konsep pesantren dan kiai. Kiai harus kembali menjadi pelayan warga. Bersama warga, ia merancang kegiatan konsep pemberdayaan masyarakat,” lanjutnya.


Related Articles