Infest Yogyakarta

IVR Perkaya Alat Kerja Infest dalam Pengelolaan Informasi dan Komunikasi

Cover Image for <!--:in-->IVR Perkaya Alat Kerja Infest dalam Pengelolaan Informasi dan Komunikasi<!--:-->

Salah Satu Sesi RKTL pada Workshop IVR

Salah Satu Sesi RKTL pada Workshop IVR

Jakarta- Dua Pegiat Infest Yogyakarta, Irsyadul Ibad dan Muhammad Khayat, turut serta mengikuti kegiatan lokakarya Respon Suara Interaktif ( IVR ) untuk Meningkatkan Pertukaran Arus Informasi(08-09/12/2011). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Air Putih bekerjasama dengan Internews ini turut pula diikuti oleh beberapa organisasi masyarakat sipil (OMS), seperti Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Kelompok Pengguna Linux (KPLI) Jakarta, Satu Dunia, ICT Watch dan Desa Mandalamekar.

Workshop dua hari ini bertemakan penggunaan teknologi Interactive Voice Response (IVR) bersama Arjun Venkatraman, pengembang piranti lunak tersebut. IVR merupakan teknologi berbasis website yang memungkinkan proses perekaman perbincangan melalui telepon. Perekaman in idapat digunakan untuk pengumpulan informasi sekaligus penyampaian berita secara langsung. Melalui IVR pewarta dapat menyampaikan laporan secara langsung melalaui pesawat telepon.

Ketersediaan IVR memperkaya ketersediaan alat kerja pengelola informasi bagi OMS dan  media komunitas, termasuk Infest Yogyakarta. IVR memudahkan proses reportase secara langsung dan penyampaian informasi dari kontributor atau sumber informasi. Penggunaan teknologi ini bagi pengguna pun tidak rumit. Pengguna dapat menggunakan pesawat telepon untuk menyampaikan informasi. Sistem akan memberikan instruksi agar percakan tersebut terekam dalam server penyimpanan.

Menurut Irsyadul Ibad (28), Direktur Infest Yogyakarta, IVR sangat berguna untuk pengembangan pengelolaan informasi yang selama ini dilakukan oleh Infest, salah satunya pada Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM). IVR dapat digunakan untuk mendukung komunitas buruh migran di luar negeri untuk mengelola informasi. Fasilitas ini juga akan menjadi alternatif bagi buruh migra nyang ingin terlibat dalma pengelolaan informasi tetapi menghadapi kendala dalam penulisan.

“Tahun depan Infest akan mengujicoba IVR untuk mendukung organisasi buruh migran di Singapuran dan Hongkong,” tegas Ibad dalam kegiatan tersebut.

Pegiat Infest yang hadir juga akan turut serta dalam pengembangan teknologi ini. Khayat (24) akan berkontribusi dalam penyempurnaan sistem, sementara Ibad akan berkontribusi dalam pembuatan manual dan panduan penggunaan IVR dalam bahasa Indonesia dan Inggris.


Related Articles