Infest Yogyakarta

Infest Perkenalkan Opensource di Kalangan Santri Pesantren Yogyakarta

Cover Image for Infest Perkenalkan Opensource di Kalangan Santri Pesantren Yogyakarta
pengenalan FOSS infest

pengenalan FOSS infest

Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (infest) Yogyakarta latih penggunaan piranti lunak bebas terbuka (Free open Source Software/FOSS) di santri pondok pesantren di Yogyakarta (03/10/2010). Kegiatan yang berlangsung di sekretariat infest Yogyakarta ini diikuti oleh sepuluh peserta dari 5 pesantren-pesantren di Kota Yogyakarta. Pelatihan ini merupakan bagian dari program Sistem Informasi Pesantren (SIP) yang dikelola oleh infest sejak tahun 2009.

Antusiasme peserta tampak ketika BlankOn sajadah diperkenalkan. Tersedianya beberapa layanan yang mendukung pembelajaran dan pengajaran agama menambah ketertarikan para peserta pada jenis piranti lunak bebas ini. Antusiasme ini tampak dari kesediaan beberapa peserta untuk mencoba beralih pada sistem operasi komputer tersebut.

Menurut Yossy Suparyo (30), Board infest Yogyakarta, alasan utama pentingnya penggunaan sistem operasi terbuka adalah sifatnya yang bebas dan tidak melanggar prinsip-prinsip hukum agama dan negara. Bagi pesantren yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran dan anti monopoli atas pengetahuan, FOSS merupakan salah satu bentuk penerapan nilai-nilai tersebut.

“Sebagai institusi yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran, pesantren sepatutnya memulai upaya mengarusutamakan FOSS di kalangan masyarakat,” tegas Suparyo.

Pada kesempatan yang sama, Irsyadul Ibad, direktur infest Yogyakarta yang juga berlaku sebagai fasilitator mencoba memaparkan ketersediaan pelbagai piranti lunak berbasis terbuka dan bebas dengan mempertimbangkan beragam kebutuhan yang dimiliki. Pelbagai kebutuhan, seperti mengetik, mendengarkan suara, berselancar internet, pembangunan portal (website), mengolah gambar, suara dan video, serta pelbagai kebutuhan lainnya, telah mampu dijawab oleh FOSS secara bertahap.

“Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan konvensional, FOSS telah mampu menjawab kebutuhan penguna pada umumnya. Bagian terpenting dari penggunaan FOSS adalah prinsip keterbukaan dan pertukaran pengetahuan yang menjadi nilai bersama di pesantren,” jelas Ibad.

Sebagai rencana tindak lanjut, terbentuk sebuah forum yang akan memfasilitasi proses belajar antar santri. Turut direncanakan pula kegiatan anjangsana pesantren untuk memperkenalkan FOSS di kalangan pesantren secara lebih luas.


Related Articles